Pertemuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia Angkat Isu Industri 4.0

Pertemuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia Angkat Isu Industri 4.0 Pertemuan Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia Angkat Isu Industri 4.0

Bangkok – Dalam pertemuan Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia mengangkat sebagian isu bena di antaranya ekonomi digital maka revolusi inkartontri 4.0.

Dalam pertemuan yang terditerima rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang didampingi Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Indonesia mengusulkan agar isu industri 4.0 yang sangat luas selanjutnya bersifat lintas sektor dapat ditangani sebab lembaga sektoral yang menangani bidang industri dalam bawah Dewan MEA.

“Indonesia minta agar ditambahkan satu sektor, dan saat ini sifat lintas sektornya belum melibatkan industri karena ini selaku bagian dari implementasi roadmap mengenai industri 4.0,” kata Airlangga usai pertemuan dekat Bangkok, Thailand, Kamis (31/10).

Dalam hal ini, perlu dibahas lebih lanjut mekanismenya, termasuk kebutuhan perubahan Piagam ASEAN untuk mengakomodasi hal tersebut.

“Industri 4.0 kan sifatnya lintas sektoral melibatkan perdagangan, keuangan, pendidikan, serta riset dan teknologi. Tentu perlu ada fokus kepada mendorong mekanisme lintas sektoral menuju ASEAN Vision 2025,” ujar Airlangga.

Isu revolusi industri 4.0 bersama ekonomi digital memerankan fokus keketuaan ASEAN 2019 lewat tema “Memajukan Kemitraan kepada Keberlanjutan”. Hal ini sejalan lewat prioritas Indonesia sehingga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Berlakunya MEA hadapan 2015 merupakan langkah adi bagi integrasi ekonomi ASEAN karena menawarkan peluang yang adi beserta potensi pasar mencapai 2,6 miliar dolar AS selanjutnya 622 juta penbersandar.

Hal ini dibuktikan dengan total perdagangan ASEAN akan mencapai 2,8 triliun dolar AS, dengan perdagangan intra-ASEAN memegang porsi tergede yaitu 23 persen atas 2018.

Bagi Indonesia, MEA memiliki dampak gendut terhadap perkembangan ekonomi. Berdasarkan data mengenai Sekretariat ASEAN, nilai ekspor Indonesia ke ASEAN terdalam kurun batas 2015-2018 meningkat 25 persen mengenai 33 juta dolar AS menjadi 42 juta dolar AS atas 2018.

Sementara itu, segemuk 39 persen aliran investasi langsung (FDI) ke Indonesia atas 2018 berasal dari ASEAN. Pada periode 2015-2018, nilai FDI dari ASEAN yang diterima ke Indonesia naik 24 persen dari 9,1 miliar dolar AS memerankan 11,3 miliar dolar AS

Langkah hebat integrasi ekonomi ASEAN masih akan terus dilakukan. Pada KTT ke-27 ASEAN di Malaysia, para pemimpin ASEAN mufakat mengadopsi Buku Biru MEA 2025 yang bertujuan selakukan negeri ini kohesif, kompetitif, inovatif, dan bergairah melalui peningkatan konektivitas dan kerja pas sektoral; inklusif, berorientasi atas manusia, mengedepankan komunitas, dan terintegrasi lewat ekonomi global.

Sejak diberlakukan Buku Biru MEA 2025, upaya integrasi dilakukan secara bertahap meterusi target prioritas tahunan (annual priorities) bahwa harus dipenuhi oleh negara anggota akan setiap tahunnya.

Tingkat implementasi kolektif daripada 171 prioritas tahunan ASEAN 2019 hingga saat ini merupakan 93 prioritas atau 54,4 persen, selagi Indonesia telah menyelesaikan sekitar 103 prioritas. Secara kolektif, diperkirakan ASEAN dapat menyelesaikan sekitar 91,2 prioritas hingga akhir 2019.

Ant.