Guru dekat Rusia Dipecat selanjutnya Didenda, Gara-Gara Terekam Sebut Ukraina Bukan Bagian mengenai

SAKHALIN - Seorang guru dengan Rusia mengungkapkan bahwa dirinya dipecat maka didenda selesai terekam mengatakan Ukraina bukan bagian dari Rusia.
Guru bahasa Inggris yang berbuat hadapan sekolah hadapan Sakhalin, Martina Dubrova mengungkapkan insiden ini bermula ketika ia menunjukkan video Youtube atas pesan anti-perang untuk ananda-ananda kelas 8.
Setelah itu, sejumlah gadis berinterogasi kepadanya mengenai perang.
Dubrova mengmenyiahkan kepada New York Times, bahwa ia memberi kenal mereka Ukraina negara yang bertidak sepadan dengan Rusia.
Baca Juga: Sosok Alexander Dvornikov, Jagal Suriah yang Dipercaya Putin Pimpin Pacintan Rusia dekat Ukraina
Tetapi luput satu demi gadis itu meressponsnya beserta mengejutkan.
“Tetapi kini sudah tidak lagi,” kainterogasi.
Beberapa hari kelak polisi pun mendatangi sekolahnya, rekaman komentarnya yang ternyata kosongbil seorang murid ditunjukkan di persidangan.
Dubrova segera didenda 400 dolar AS atau setara Rp5,7 juta karena tuduhan mendespinjamankan angkatan bersenjata Rusia secara terbuka.
Ia juga kalakian dipecat melalui sekolah karena tuduhan sikap yang tak bermoral.
Martina pun mengmenyibakkan penilaiannya akan dampak penyerangan ke Ukraina bagi ketumbuhan rakyat Rusia.
Baca Juga: Putin Kesal Dikibuli, Pejabat Intelijen Rusia Diyakini Ditahan atas Penjara bersama Keamanan Tinggi
“Mereka ibarat terjerumus ke paling dalam semacam kegilaan,” ujar Martina.
Saat ini antara Rusia ditemukan sejumlah laporan bahwa rakyat Rusia melaporkan satu sama lain karena berbicara menentang penyerangan Rusia ke Ukraina, yang mereka sebut jadi operasi militer khas.
Pada bulan lantas, Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan Rusia wajib menjalani pemapikan masyarakat menjumpai membasmi mereka yang anti-perang atau bersekutu beserta Barat.
Saat ini sekitar 4.300 demonstran anti-perang hadapan Rusia telah ditangkap saat unjuk rasa hadapan seluruh Rusia terjadi ala awal Maret.